Gimana seminggu WFH?


Dari tanggak 17 kemarin Telkom University sudah mulai mengikuti anjuran pemerintah untuk bekerja dari rumah. Mungkin terdapat tantangan – tangangan yang berbeda bede dari setiap lembaga ketika harus melakukan sebuah tugas dari rumah. Begitu pula pada bagian tempat saya bekerja. Ditambah lagi dengan adanya elearning pada seluruh mahasiswa yang aktif. Ketersediaan infrastruktur perlu di jaga.

Tapi saya tidak membahas itu, disini cuma cerita aja bagaimana rasanya WFH dalam seminggu ini. Rasanya gimana, cukup membantu saya dimana biasanya harus menempuh perjalanan sekitar 45 menit. Seminggu ini nggak perlu, cukup bangun tidur buka laptop saya udah bisa langsung bekerja. Walaupun ada beberapa hal yang harus berinteraksi fisik dengan server jadi tidak bisa di lakukan pada kondisi dirumah.

Dirumah pun ada sedikit tantangan ketika lagi bekerja. Apa lagi  kalo punya bayi. wow banget, Sesekali dengan si sang penakluk nangis. Tapi untuk nya orang – orang di rumah udah paham kalo WFH ini bukan liburan, tetap bekerja dan memonitoring apa yang ada di kantor. Jadi agak santai lah untuk melakukan perkerjaan rumah yang lain.

Balik lagi ke sukanya WFH ini selain masalah waktu perjalanan, adalah fokus., Emang sih untuk hal fokus ini mungkin berbeda pada setiap orang. Karena ini berkaitan dengan kenyamanan dalam bekerja. Tapi kalo dari diri saya sendiri ketika lagi ngoprek sesuatu, terkadang saya perlu adanya kondisi tempat yang hening agar saya bisa fokus berfikir atau terkadang saya perlu kondisi ramai untuk merilekskan kepala. Kalo di kantor nggak mungkin kita meminta semuanya mengikuti apa yang saya inginkan untuk mendapat suasanya yang membantu saya untuk berfikir. Nah kalo dirumah paling nggak suasana ini bisa kita buat.

Kekurangannya adalah ketersediaan alat, hehehe. Di kantor saya membutuhkan paling tidak dua monitor untuk membuka hal2 yang di butuhkan. Tapi kalo di rumah dengan menggunakan laptop saya perlu berkompromi dengan kondisi yang ada. Selain itu juga koneksi internet. Karena sebagian infrastruktur server berada di lokal Telkom University, kita tidak perlu akses internet untuk terkoneksi ke perangkat. Mungkin bahan bacaan yang harus di akses dari internet. Tapi dengan bekerja di rumah walaupun hanya membuka terminal konsol ketika internet sedang dung kadut, kadang sangat membuat gemess banget. Bayangin aja kita lagi melakukan sebuah konfigurasi, misal mengetik sebuah kalimat, ketikan sudah panjang tapi di layar monitor baru muncul 10 karekter.

Kira kira seperti itu lah kelebihan dan kekurangan bekerja di rumah beberapa hari ini.

Terlepas suka dukanya belajar dan bekerja dari rumah, saya hanya bisa memberi apresiasi melalu kata – kata tulus kepada teman teman dokter dan petugas medis yang bekerja siang malam untuk kita semua. Mereka adalah manusia dengan rasa kemanusiannya mereka pertaruhkan raganya untuk membantu setiap manusia, padahal mereka pun bisa terjangkit setiap saat dan setiap waktu.

Ayo kita ikuti anjuran pemerintah dan petugas medis, tetap waspada dan jangan panik, jangan pula meremehkan. kita berjuang bersama. Perjuangan kita hari ini adalah  menjaga kesehatan dan tidak menjadi perantara. Tetap dirumah jangan keluar jika bukan sesuatu yang mendesak. Jika sakit, batuk, pilek pakai masker. Segera menghubungi petugas medis terdekat. Sehingga dapat di ketahui dan di lakukan tindakan yang proposional apa yang tubuhmu sedang alami.  Ber-empati lah, karena banyak orang di sekelilingmu yang kamu sayangi dan menyayangimu .

#kitadirumahaja #dirumahaja #dirumahuntukindonesia #wfhuntukindonesia


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *